Yahoo Italia Ricerca nel Web

Risultati di ricerca

  1. Toeloes (Ayah) dan Saleha (Ibu) Pemuda bohemian dan pejuang kemerdekaan, begitulah Chairil Anwar dikenal oleh para sastrawan di era 40-an. Melalui tulisan-tulisannya yang realistis dan sarat akan perjuangan, ia akan selalu dikenang masyarakat. Tak ayal jika puisi-puisi dan biografi Chairil Anwar ini kerap muncul di buku-buku pelajaran Sejarah.

  2. Chairil Anwar (Medan, 26 juli 1922 - Jakarta, 28 april 1949) was een Indonesische dichter, en lid van de "1945 generatie" van schrijvers. Zijn vader, Toeloes, was de voormalige regent van Indragiri , Riau en vond de dood in het bloedbad van Rengat .

  3. Chairil Anwar. (Redirected from Chairil anwar) Chairil Anwar (26 July 1922 – 28 April 1949) was an Indonesian poet. He is the author of more than 70 poems. Some of his poems were full of excitement but some showed that the poet was scared of dying and very sad. This combination led at least one scholar to say Anwar was the "perfect poet".

  4. 18 mag 2024 · Memiliki peran yang besar dalam dunia sajak di Indonesia, Chairil Anwar harus berpulang ke pangkuan Tuhan pada usia yang cukup muda. Berbagai penyakit telah diderita oleh Chairil Anwar, seperti tifus hingga usus pecah. Hal itulah yang membuat penyair ini meninggal dunia pada 28 April 1949 di usianya yang baru 27 tahun.

  5. Terjang. Puisi "Diponegoro" karya Chairil Anwar adalah sebuah karya yang menggambarkan semangat pejuang, heroisme, dan perjuangan seorang pahlawan, yaitu Pangeran Diponegoro, yang melawan penjajahan Belanda. Dalam puisi ini, Chairil Anwar menggambarkan semangat perjuangan yang tulus, keberanian, dan tekad untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

  6. Chairil Anwar merupakan penyair yang dinobatkan sebagai Pelopor Angkatan ’45 melalui puisi-puisi modern Indonesia yang ia ciptakan. Ia lahir di Medan pada 26 Juli 1922 dari keluarga terpandang yang berasal dari Payakumbuh, Sumatra Barat. Ayahnya bernama Toeloes bin haji Manan bekerja sebagai ambtenar (pegawai negeri) pada masa kolonial dan ...

  7. Chairil Anwar was one of the famed figures of the “1945 Generation,” that group of luminaries who brought heat and light to Indonesian literature in the formative years of the new nation. Through his poetry, Chairil Anwar succeeded in infusing Indonesian verse with a new spirit and bringing a new enthusiasm to Indonesia’s cultural arena.